Jumat, 06 November 2015

JUDUL: “PERBANDINGAN FERTILITAS SERTA SUSUT, DAYA TETAS DAN BOBOT TETAS AYAM KAMPUNG PADA PENETASAN KOMBINASI” LANDASAN & TUJUAN: Potensi ayam kampung perlu dikembangkan untuk meningkatkan gizi masyarakat. Untuk meningkatkan populasi ayam kampung perlu dilakukan kegiatan antara lain penetasan. Dalam teori Dudung (1990), penetasan merupakan suatu proses yang memerlukan penanganan yang baik, agar diperoleh efisiensi daya tetas yang berkualitas prima. Pada dasarnya, penetasan telur ayam kampung dapat dikelompokkan menjadi dua cara, yaitu cara alami dengan induk dan cara buatan dengan menggunakan mesin tetas. Untuk meningkatkan produksi telur ayam kampung bisa dilakukan dengan cara mengeramkan telur ayam kampung pada induk entok. Penulis melakukan penelitian di kelompok telur ayam kampung Tani Ternak Rahayu di Desa Sidodadi, Kecamatan Way Lima, Kabupten Pesawaran melakukan penetasan dengan menggunakan mesin tetas. Penetasan secara kombinasi didasarkan pada pengalaman dari Kelompok Tani Ternak Rahayu, dengan penetasan pada entok selama 7 dan 10 hari, kemudian dimasukkan ke dalam mesin tetas. Kemudian kelompok tani tersebut mencoba melakukan kombinasi antara penetasan alami dengan bantuan entok yang dilanjutkan ke dalam mesin tetas. Daya tetas yang didapat dengan cara kombinasi mencapai 90%. Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk meneliti proses penetasan telur ayam kampung dengan cara kombinasi terhadap fertilitas serta susut, daya, dan bobot tetas yang baik. METODE: I. ANALISA DATA: Penelitian ini membandingkan 2 perlakuan kombinasi penetasan yaitu 7 dan 10 hari pada entok yang kemudian dilanjutkan ke dalam mesin tetas. Jumlah terlur yang ditetaskan sebanyak 100 butir untuk masing – masing perlakuan. Peubah yang diamati fertilitas serta, susut, daya, dan bobot tetas. Pengujian dilakukan dengan uji t-student pada taraf nyata 5%. HASIL DAN PEMBAHASAN Tingkat kematian embrio dan angka kematian day old duck (DOD) pada penetasan dengan induk entok lebih tinggi dibandingkan dengan mesin tetas, karena faktor kebersihan induk entok yang berpengaruh pada perkembangan embrio. Pada penelitian ini, sex ratio ayam kampung 1:10. Fertilitas pada penelitian ini lebih baik dibandingkan dengan hasil penelitian, fertilitas telur ayam kampung yang ditetaskan secara alami yaitu 77,59%. Rendahnya fertilitas yang dihasilkan karena kurangnya pemberian pakan yang berkualitas pada ayam dan menyebabkan menurunnya fertilitas. • Susut Tetas Telur Ayam Kampung pada Penetasan Kombinasi Dalam penelitian ini pengukuran kerabang telur tidak dilakukan, tetapi tebal dan tipisnya kerabang telur dapat diduga dengan cara melihat warna kerabang telur tetas. Tebal kerabang dapat dilihat dengan cara diamati struktur luar kerabang. Apabila kerabang telur tipis maka warna telur keputih – putihan, sedangkan telur yang kerabangnya tebal berwarna kuning kecokelatan. Warna kerabang saat penelitian relatif sama yakni berwarna keputih – putihan sampai kecokelatan, sehingga susut tetas dari perlakuan pengeraman 7 dan 10 hari relatif sama. • Daya Tetas Telur Ayam Kampung pada Penetasan Kombinasi Secara teknis, telur yang digunakan pada penelitian ini telah dipilih dan dibersihkan sebelum dieramkan, rata – rata berat telur mencapai P1( 41,70±6,67 g) dan P2 (38,43±7,67 gram) umur 4 hari, dengan bentuk oval dan warna telur kuning kecokelatan. Menurut Murtidjo (1995), kisaran bobot telur tetas ayam kampung yang ideal untuk ditetaskan adalah berkisar 42-45 gram. Selain itu, frekuensi pemutaran telur dilakukan 3 kali dalam sehari yakni pagi, siang, dan sore hari. Pemutaran telur telah sesuai dengan pernyataan Setioko, dkk. (1994) yakni sebaiknya pemutaran telur dilakukan 3 sampai 5 kali dalam sehari. Pemutaran telur dilakukan bertujuan agar embrio tidak menempel pada kerabang telur dan memberikan panas yang merata pada permukaan telur. Namun, daya tetas yang dihasilkan pada pengeraman 10 hari lebih rendah dari pada dengan pengeraman 7 hari. Hal ini terjadi karena telur tetas pada pengeraman 10 hari diduga telah terkontaminasi lebih lama dengan kotoran entok, sehingga banyak embrio yang mati. Pada penelitian ini hasil daya tetas pada pengeraman di induk entok selama 7 dan 10 hari adalah 83,75% dan 71,41%. Hasil ini lebih baik dibandingkan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Iriyanti, dkk. (2007) ; daya tetas telur ayam kampung yang ditetaskan secara alami yaitu 72,02%. Sistem penetasan yang digunakan dalam penelitian ini memungkinkan daya tetas yang dihasilkan lebih tinggi akibat adanya sistem kombinasi antara sistem penetasan alami dan buatan. • Bobot Tetas Telur Ayam Kampung pada Penetasan Kombinasi Pada saat penelitian ini, suhu rata – rata (36,33 oC) dan kelembapan (57,22%) mesin tetas telah sesuai sehingga tidak bepengaruh pada bobot tetas. Pada penelitian ini hasil bobot tetas pada pengeraman di induk entok selama 7 dan 10 hari adalah 26,71 gram dan 27,56 gram. Hasil penelitian ini lebih rendah dibandingkan dengan hasil penelitian Septiawan (2007), bobot tetas telur ayam kampung induk tua (30,48 g/ekor), induk sedang (28,28 g/ekor), dan induk muda (26,22 g/ekor) yang ditetaskan dengan menggunakan umur induk yang berbeda pada penetasan alami. Hal ini diduga karena umur ayam yang digunakan memunyai umur yang berbeda, bobot telur yang berbeda, serta suhu, dan kelembapan tempat yang berbeda. Sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam proses penelitian yang telah dilakukan yakni pengeraman pada induk entok selama 7 hari yang kemudian dilanjutkan ke dalam mesin tetas menunjukkan fertilitas dan daya tetas yang lebih tinggi (P<0,05) dibandingkan dengan pengeraman pada induk entok selama 10 hari, tetapi berpengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap susut dan bobot tetas.

1 komentar:

  1. Casino Table Games | Mapyro
    Welcome to My Casino table games. We're a family of table games, but are 수원 출장샵 full of 남양주 출장마사지 casino classics, like Blackjack 전라남도 출장마사지 and Roulette. 문경 출장샵 Your favorite 의왕 출장마사지 games are

    BalasHapus